Rabu, 19 Oktober 2011

implikasi filsafat islam dalam pendidikan islam

Filsafat ilmu pendidikan Islam
Untuk memahami Sub bahasan Filsafat ilmu pendidikan Islam ini dapat didekati dari permasalahan pokok tentang apa itu filsafat, filsafat ilmu, dan pendidikan Islam. Telah diketahui bahwa filsafat merupakan disiplin dan sistem pemikiran tentang enam jenis persoalan berhubungan dengan “(1) hal ada, (2) pengetahuan, (3)metode, (4) penyimpulan, (5) moralitas, dan (6) keindahan. Keenam jenis persoalan ini merupakan materi yang dipelajari, dan kemudian menjadi bagian utama studi filsafat yang terkenal sebagai metafisika, epistemologi, metodologi, logika, etika dan estetika”.[1]
Sebagai suatu sistem pemikiran menurut M. Dimyathi maka kegiatan penalaran filosofis dapat dikatagorikan sebagai kegiatan analisis, pemahaman, diskripsi, penilaian, penafsiran, dan perekaan. Kegiatan penalaran tersebut bertujuan untuk mencapai kejelasan, kecerahan, keterangan, pembenaran, pengertian dan penyatupaduan. Secara keseluruhan filsafat mempelajari keenam jenis persoalan tersebut berdasarkan kegiatan penalaran reflektif dan hasil refleksinya terwujud dalam pengetahuan filsafati.[2]
Pengetahuan filsafati merupakan induk dari Ilmu (science) dan pengetahuan (knowledge) yang mana keduanya merupakan potensi esensial pada manusia dihasilakan dari proses berpikir. Berpikir (na>tiq) adalah sebagai karakter khusus yang memisahkan manusia dari hewan dan makhluk lainya. Oleh karena itu keunggulan manusia dari spesies-spesies lainnya karena ilmu dan pengetahuannya.
Dalam teologi Islam diyakini bahwa manusia dengan potensi na>tiq memiliki kemampuan filosofis dan ilmiah. Potensi inilah yang secara spesifik melahirkan daya Filsafat Ilmu. Filsafat ilmu adalah segenap pemikiran reflektif terhadap persoalan-persoalan mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi dari kehidupan manusia. Filsafat Ilmu merupakan suatu bidang pengetahuan campuran yang eksistensinya bergantung pada hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi antara filsafat dan ilmu.
Dengan demikian, Filsafat Ilmu merupakan satu-satunya medium resmi untuk memperbincangkan ilmu. Dalam kaitannya dengan ilmu, filsafat tidak lebih dari model pandang atau perspektif filosofis terhadap ilmu. Karena itu, tidak menawarkan materi-materi ilmiyah, tetapi sekedar tinjauan filsofis mengenai pengetahuan yang dicapai oleh suatu ilmu. Bidang Filsafat Ilmu meliputi epistimologi, aksiologi, dan ontologi. Dalam ranah pendidikan Islam, ketiga bidang filsafat ilmu ini perlu dijadikan landasan filosofis, terutama untuk kepentingan pengokohan dan pengembangan pendidikan Islam itu sendiri.
Manusia dengan potensi natiqnya mendudukkan sebagai subyek pemikir keilmuan sekaligus menggambarkan sebagai individu yang secara epistemologi memiliki kerangka berfikir keilmuan, dan memiliki dunia kemanusiaan obyektif yang berlapis. Lapisan pemikiran obyektif tersebut menurut Dimyati terwujud dalam dunia human, sebagai salah satu wujud ontologis manusia. Secara ontologis dunia manusia meliputi keberadaan secara fisik, biotis, psikis, dan human. Pada taraf human ini dengan tingkatan-tingakatan (1) keimanan, yang mengitegrasikan bakat kemanusiaan, (b) pribadi, sebagai pengintegrasi segala aspek jiwa manusia yang internasional, (c) keakuan, suatu lapis luar kejiwaan yang dinamis, (d) dunia religius, (e) dunia kebudayaan sebagai ekpresi etis, estetis dan epistemis.[3]
Obyek filsafat tersebut -dalam filsafat pendidikan Islam sebagaimana filsafat pada umumnya- menerapkan metode kefilsafatan yang lazim dan terbuka. Hanya obyek masing-masing yang membedakan antara berbagai cabang dan jenis filsafat. Demikian pula hubungan antara filsafat pendidikan dengan filsafat pendidikan Islam. Jenis pertama menempatkan segala yang ada sebagai obyek, sementara yang kedua mengkhususkan pendidikan dan yang terakhir lebih khusus lagi pendidikan Islam. Sedangkan filsafat ilmu pendidikan Islam berarti penerapan metode filsafat ilmu meliputi ontologi, epistemologi dan aksiologi terhadap keilmuan pendidikan Islam.
Ahmad Tafsir memberi penjelasan tentang perbedaan antara filsafat dan ilmu (sains), dan filsafat pendidikan Islam. Menurutnya filsafat ialah jenis pengetahuan manusia yang logis saja, tentang obyek-obyek yang abstrak. Ilmu ialah jenis pengetahuan manusia yang diperoleh dengan riset terhadap obyek-obyek empiris; benar tidaknya suatu teori ilmu ditentukan oleh logis-tidaknya dan ada-tidaknya bukti empiris. Adapun filsafat pendidikan Islam adalah kumpulan teori pendidikan Islam yang hanya dapat dipertanggung jawabkan secara logis dan tidak akan dapat dibuktikan secara empiris.[4]
Mengaitkan Islam dengan katagori keilmuan, seperti dalam konsep pendidikan, menurut Mastuhu umumnya berhadapan dengan pengertian Islam sebagai sesuatu yang final. Dalam katagori ini, Islam dapat dilihat sebagai kekuatan iman dan taqwa, sesuatu yang sudah final. Sedangkan katagori ilmu memiliki ciri khas berupa perubahan, perkembangan dan tidak mengenal kebenaran absolut. Semua kebenarannya bersifat relatif.[5]
Baik Filsafat ilmu, filsafat pendidikan dan khususnya lagi filsafat pendidikan Islam sangat penting untuk dikaji, karena menurut Al-Shayba>ni> setidaknya filsafat pendidikan memiliki beberapa kegunaan. Diantara manfaat itu ialah (1) dapat menolong perangcang-perangcang pendidikan dan orang-orang yang melaksanakannya dalam suatu negara untuk membentuk pemikiran sehat terhadap proses pendidikan, (2) dapat membentuk asas yang dapat ditentukan pandangan pengkajian yang umum dan yang khusus, (3) sebagai asas terbaik untuk penilaian pendidikan dalam arti yang menyeluruh, (4) sandaran intelektual yang digunakan untuk membela tindakan pendidikan, (5) memberi corak dan pribadi khas dan istemewa sesuai dengan prinsip dan nilai agama Islam.[6]
B. Perspektif Ontologi Pendidikan Islam.
Masalah-masalah pendidikan Islam yang menjadi perhatian ontologi -menurut Muhaimin[7]- adalah bahwa dalam penyelenggaraan pendidikan Islam diperlukan pendirian mengenai pandangan manusia, masyarakat dan dunia. Pertanyaan-pertanyaan ontologis ini berkisar pada: apa saja potensi yang dimiliki manusia? Dalam Al-Qur’a>n dan Al-H}adi>th terdapat istilah fit}rah, samakah potensi dengan fit}rah tersebut? Potensi dan atau fit}rah apa dan dimana yang perlu mendapat prioritas pengembangan dalam pendidikan Islam? Apakah potensi dan atau fit}rah itu merupakan pembawaan (faktor dasar) yang tidak akan mengalami perubahan, ataukah ia dapat berkembang melalui lingkungan atau faktor ajar ?
Lebih luas lagi apa hakekat budaya yang perlu diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya? Ataukah hanya ajaran dan nilai Islam sebagaimana terwujut dalam realitas sejarah umat Islam yang perlu diwariskan kepada generasi berikutnya? Inilah aspek ontologis yang perlu mendapat penegasan.
C. Perspektif Epistemologi Pendidikan Islam
Analisis epistemologis tentang pendidikan Islam terkait dengan landasan dan metode pendidikan Islam. Kegiatan pendidikan tertuju pada manusia, dan oleh karenaya menyentuh filsafat tentang manusia. Kegiatan pendidikan adalah kegiatan mengubah manusia sehingga mengembangkan hakikat kemanusiaan. Kegiatan pendidikan dilakukan terhadap manusia dan oleh manusia, yang bertujuan mengembangkan potensi kemanusiaan, dan hal ini dapat terjadi jika manusia memang “animal educandum, educabile, dan educans”.
Epistemologis bahwa manusia adalah animal educandum, educabile dan educans tersebut merupakan hasil analisis Langeveld, seorang Paedagog Belanda. Analisis fenomenologis tentang manusia sebagai sasaran tindak mendidik ini menegakkan paedagogik (ilmu pendidikan) sebagai disiplin ilmu pengetahuan yang patut dipertimbangkan. Paedagogik sebagai ilmu pengetahuan melukiskan bahan pengetahuan pendidikan yang bermanfaat untuk melakukan pengajaran ilmu pengetahuan di sekolah.
Analisis epistemologis dan metode fenomenologi tentang kegiatan pendidikan –menurut Dimyati- telah melahirkan paedagogik sebagai ilmu yang otonom. Sedangkan analisis epistemologi dengan pragmatismenya melahirkan philosophy of education sebagai cabang filsafat khusus. Secara analisis pragmatis, kegiatan pendidikan dipandang sebagai bagian integral kebudayaan; dalam hal ini kegiatan pendidikan dipandang sebagai penerapan pandangan filsafat manusia terhadap anak manusia.[8] Implikasinya, dapat diilustrasikan jika manusia dipandang sebagai makhluk rasional, maka kegiatan pendidikan terhadap manusia adalah membuat manusia menjadi makhluk yang mampu menggunakan dan mengembangkan akalnya untuk memecahkan masalah-masalah kebudayaan manusia.
Jelaslah bahwa telaah lengkap atas tindakan manusia dalam fenomena pendidikan melampaui kawasan ilmiah dan memerlukan analisis yang mandiri atas data pedagogi (pendidikan anak) dan data andragogi (pendidikan orang dewasa). Adapun data itu mencakup fakta (das sein) dan nilai (das sollen) serta jalinan antara keduanya. Data faktual tidak berasal dari ilmu lain tetapi dari objek yang dihadapi (fenomena) yang ditelaah Ilmuwan itu (pedagogi dan andragogi) secara empiris. Begitu pula data nilai yang normatif tidak berasal dari filsafat tertentu melainkan dari pengalaman atas manusia secara hakiki. Itu sebabnya pedagogi dan andragogi memerlukan jalinan antara telaah ilmiah dan telaah filsafat.
Sebaliknya ilmu pendidikan khususnya pedagogik adalah ilmu yang menyusun teori dan konsep pendidikan. Oleh sebab itu setiap pendidik tidak boleh ragu-ragu atau menyerah kepada keragu-raguan prinsipil. Hal ini serupa dengan ilmu praktis lainnya yang mikro dan makro. Seperti kedokteran, ekonomi, politik dan hukum. Oleh karena itu pedagogik (dan telaah pendidikan mikro) serta pedagogik praktis dan andragogi (dan telaah pendidikan makro) bukanlah filsafat pendidikan yang terbatas menggunakan atau menerapkan telaah aliran filsafat normative yang bersumber dari filsafat tertentu. Yang lebih diperlukan ialah penerapan metode filsafat yang radikal dalam menelaah hakikat peserta didik sebagai manusia seutuhnya dan sebagainya.
Dalam hal epistemologi -menurut Muhaimin- pertanyaan-pertanyaan yang dikembangkan adalah menyangkut hal-hal berikut: untuk mengembangkan potensi dasar manusia serta mewariskan budaya dan interaksi antara potensi dan budaya tersebut, apa saja isi kurikulum pendidikan Islam yang perlu didikkan? Dengan menggunakan metode apa pendidikan Islam itu dapat dijalankan? Siapa yang berhak mendidik dan didik dalam pendidikan Islam? Apakah semua yang ada di alam semesta ini, ataukah hanya manusia saja, atau hanya Muslim saja yang dapat mendidik dalam pendidikan Islam?.[9]
Pertanyaan-pertanyaan diatas mengarah pada upaya pengembangan pendidikan Islam yang secara mendasar berkaitan dengan persoalan dasar dan sekaligus metodologis. Oleh karena itu jika subtansi pendidikan Islam merupakan paradigma ilmu, menurut Abdul Munir Mulkhan maka problem epistemologis dan metodologis pemikiran Islam adalah juga merupakan problem pendidikan Islam.[10]
Untuk menjawab permasalahan-permasalahan epistemologis seperti dikemukakan Muhaimin diatas, maka sangat berhubungan dengan landasan/ dasar dan metode pendidikan dalam islam. Oleh karenanya, pembahasan berikut menjelaskan landasan dan metode tersebut.
Untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan Islam yang telah ditetapkan, maka diperlukan landasan pendidikan. Pendidikan Islam dengan karakteristiknya agama juga menjadikan dasar-dasar agama sebagai landasan pendidikannya. Menurut Darajat bahwa pendidikan Islam berlandaskan pada tiga hal berikut: Al-Qur’a>n, , Al-Sunnah dan Ijtiha>d.[11] Al-Nahlawi sependapat bahwa Al-Qur’a>n, dan al-Sunnah sebagai asas pokok pendidikan Islam.[12] Karena nyata sekali bahwa dimasa rasul dan sahabat pendidikan sangat tergantung dengan ajaran Al-Qur’a>n, . Terlebih ketika ‘Aishah menegaskan, sesungguhnya akhlak rasul itu adalah Al-Qur’a>n. Hal ini seperti penjelasan ayat berikut:
Artinya: Dan tiadalah yang diucapkan itu (Al-Qur’a>n) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).[13]
Demikian pula, al-Sunnah juga sebagai asas pendidikan Islam, karena ia menjelaskan Al-Qur’a>n. Penjelasan ini diantaranya terdapat pada ayat berikut:
Artinya: Dan Kami turunkan kepadamu Al-Qur’a>n, agar kamu menerangkan pada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka] dan supaya mereka memikirkan.[14]
Yalja>n dalam nukilan Djumransyah menyatakan bahwa asas pendidikan Islam terdiri dari Al-Qur’a>n, dan sunnah yang diperluas dengan ijma>’, qiya>s, mas}a>lih al-Mursalah, shadh al-Dhari>’ah, ‘urf dan istih}sa>n. [15] Hal ini sejalan dengan pendapat Sa’i>d Isma>’i>l bahwa asas pendidikan Islam meliputi Al-Qur’a>n, sunnah, qaul sahabat, mas}alih} al-Mursalah, urf, dan pemikiran Islam.[16]
Adapun pembahasan tentang metode pendidikan islam, secara umum perhatian para ulama klasik telah tertuju pada upaya tersebut. Hal ini terbukti dengan munculnya pemikir-pemikir pendidikan. Menurut Abd al-Ghani> ‘Abu>d mereka ini secara preodik dimulai dari Shahnun (Wafat 240 H), Muhammad Ibn Shahnun (wafat 256 H), Al-Ajari ( 360 H), Al-Khawarizmi (377 H), Al-Qabisi (403 H), Ibn Jazzar Al-Qairawani (395 H), Ibn Afif (420 H), Ibn Abd Al-Barr (423 H), Al-Ghazali (505 H), Al-Zanuji (591 H), Ibn Jama’ah (733 H), Ibn Al-Hajj Al-Abdari (737 H), Al-Maghrawi (902 H), Ibn Hajar Al-Haithami (947 H), ditambah para pemikir kontemporer lainya seperti Burhan Al-Ddin Al-Aqsharani, Al-Qathmuni, Al-‘Amuli, Abi Yahya Zakariya Al-Ansari, dll.[17]
Mereka ini menurut Abu>d tergolong pemikir pendidikan murni dari islam, termasuk Ibn Khaldun (732-808 H). Disisi lain Abu>d menggolongkan pemikir (pendidikan) islam yang terpengaruh dengan model filsafat Yunani, diantaranya Ibn Sina (370-428 H) dan Ibn Maskawaih (325-421 H).[18]
Para pemikir pendidikan muslim tersebut mewariskan khzanah pemikirannya dalam kitab-kitab pendidikan. Diantaranya yang relevan dengan pendidikan anak; Ta’lim al-Sibyan wa ahkam al-Mu’alimin (Al-Qabisi), ayyuha al-Walad (Al-Ghazali), adab al-Mua’alimin (Ibn Sahnun), Ta’lim al-Muta’alim (Al-Zanuji), [19] Tahrir Al-Maqal fi adab wa ahkam wa fawaid yahtaj ilaiha muaddib al-Athfal (Ibn Hajar Al-Haithami), Jami’ Bayan Al-‘Ilm (Ibn abd Al-Bar),[20] Siyasat al-Shibyan wa tadbirihim (Ibn Jazzar al-Qairawani), Jami’ Jawami’ Al-Ihtishar (Al-Maghrawi), Tadhkirat al-Sami’ wa al-Mutakallim fi adab al-Alim wa al-Muta’allim (Ibn Jama’ah).[21]
Kitab-kitab tersebut secara umum menjelaskan bagaimana pendidikan islam dilakukan. Sayangnya kitab-kitab tersebut banyak yang tidak ditemukan. Adapun dalam hal metode (Tariqah) pendidikan, menurut Ibn Taimiyah yang dinukil oleh Majid Arsan Kailani ada dua yaitu pertama; tariqah ‘ilmiah yakni berhubungan dengan bangunan penyampaian ilmu mencakup media pengajaran, kurikulum dan keseimbangan antara teoritis dan praktis. Cara (Uslub) yang digunakan dengan uslub hikmah, al-Mauidah Hasanah dan jadal al-Hasan. Kedua: tariqah iradah yakni metode untuk mendorong beramal yaitu dengan cara memahami Al-Qur’an, bersedekah, meninggalkan perbuatan keji, dan ibadah.[22]
Al-Nahla>wi> menjelaskan tuju model (uslub) pendidikan. Pertama: model pendidikan dengan materi percakapan dari qur’an dan hadith (Al-Tarbiyah bi al-hiwar al-Qur’ani wa al-Nabawi). Kedua: model cerita dari Qur’an dan Hadith. Ketiga: model perumpamaan (Al-Amthal). Keempat: model memberi contoh (Qudwah). Kelima: model latihan dan pembiasaan (al-Mumarathah). Keenam: model nasehat. Ketuju: model memotivasi dan menakuti (Targhib wa Tarhib).[23]
Al-Abrash i> menawarkan sepuluh metode pengajaran (Tariqat Al-Tadris) ialah istiqra’iyah (inductive), qiyasiyah (deductive), muhadarah (ceramah), hiwariyah (percakapan), tanqibiyah (penugasan), I’jab (appreciation), ibtikar (creation), tadrib (drill), dirasat al-irshadiyah (supervised study) dan ikhtibar (testing).[24]
D. Perspektif Aksiologi Pendidikan Islam.
Dalam bidang aksiologi, masalah etika yang mempelajari tentang kebaikan ditinjau dari kesusilaan, sangat prinsip dalam pendidikan Islam. Hal ini terjadi karena kebaikan budi pekerti manusia menjadi sasaran utama pendidikan Islam dan karenanya selalu dipertimbangkan dalam perumusan tujuan pendidikan Islam. Nabi Muh}ammad sendiri diutus untuk misi utama memperbaiki dan menyempurnakan kemuliaan dan kebaikan akhlak umat manusia.
Disamping itu pendidikan sebagai fenomena kehidupan sosial, kultural dan keagamaan, tidak dapat lepas dari sistem nilai tersebut. Dalam masalah etika yang mempelajari tentang hakekat keindahan, juga menjadi sasaran pendidikan Islam, karena keindahan merupakan kebutuhan manusia dan melekat pada setiap ciptaan Allah. Tuhan sendiri Maha Indah dan menyukai keindahan.
Disamping itu pendidikan Islam sebagai fenomena kehidupan sosial, kulturan dan seni tidak dapat lepas dari sistem nilai keindahan tersebut. Dalam mendidik ada unsur seni, terlihat dalam pengungkapan bahasa, tutur kata dan prilaku yang baik dan indah.
Unsur seni mendidik ini dibangun atas asumsi bahwa dalam diri manusia ada aspek-aspek lahiriah, psikologis dan rohaniah. Hal ini mengisyaratkan bahwa manusia dalam fenomena pendidikan adalah paduan antara manusia sebagai fakta dan manusia sebagai nilai. Tiap manusia memiliki nilai tertentu sehingga situasi pendidikan memiliki bobot nilai individual, sosial dan bobot moral.
Itu sebabnya pendidikan dalam prakteknya adalah fakta empiris yang syarat nilai dan interaksi manusia dalam pendidikan tidak hanya timbal balik dalam arti komunikasi dua arah melainkan harus lebih tinggi mencapai tingkat manusiawi. Untuk mencapai tingkat manusiawi itulah pada intinya pendidikan bergerak menjadi agen pembebasan dari kebodohan untuk mewujutkan nilai peradaban manusiawi.
[1] The Liang Gie, Suatu Konsepsi Kearah Penertiban Bidang Filsafat (Yogyakarta: Karya Kencana, 1977), 11.
[2] M. Dimyati, Dilema Pendidikan Ilmu Pengetahuan (Malang : IPTI, 2001), 1.
[3] M. Dimyati, Keilmuan Pendidikan Sekolah Dasar: Problem Paradigma Teoritis dan Orientasi Praktis Dilematis (Malang: IPTPI, 2002), 5.
[4] Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Islam dalam Perspektif Islam (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000), 14.
[5] Mastuhu, Memberdayakan Sistem Pendidikan Islam (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), 18.
[6] ‘Umar Muhammad Al-T{aumi> Al-Shayba>ni>, Falsafah Pendidikan Islam, ter. Hasan Langgulung (Jakarta: Bulan Bintang, 1979), 30.
[7] Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam: di Sekolah, Madarasah dan Perguruan Tinggi ( Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), 65.
[8] M. Dimyati, Dilema Pendidikan, 16.
[9] Muhaimin, Pengembangan Kurikulum, 66.
[10] Abdul Munir Mulkhan, Paradigma Intelektual Muslim: Pengantar Filsafat Pendidikan Islam dan Dakwah (Yogyakarta: SIPRES, 1993), 213.
[11] Zakiyah Darajat, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Bulan Bintang, 1991), 17
[12] Abd al-Rahma>n al-Nahla>wi>, Us}u>l al-Tarbiyah a-Isla>miyah wa asa>libiha> fi-Albait wa al-Mujtama’ (Mesir:Da>r al-Fikr, 1988), 28.
[13] Al-Qur’a>n, 53: 3-4.
[14] Al-Qur’a>n, 16: 44.
[15] Djumbransyah Indar, Filsafat Pendidikan Islam, (Surabaya: Usaha Nasional, 1992), 40.
[16] Hasan Langgulung, Beberapa Pemikiran Tentang Pendidikan Islam, (Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1980), 189.
[17] Abd al-Ghani> ‘Abu>d, Alfikr al-Tarbawi Ind Al-Ghaza>li>, (Dar al-Fikr al-‘Arabi, 1982), 35.
[18] Ibid., 36.
[19] Ahmad Fuad Al-Ahwani, Al-Tarbiyah Fi Al-Islam ( tp. Dar Al-Ma’arif: tt), 55-56.
[20] Abu>d, Alfikr al-Tarbawi, 45.
[21] Ibid., 231-234.
[22] Majid ‘Arsan Kailani, Alfikr Al-Tarbawi Ind Ibn Taimiyah (Madinah: Maktabat Dar Al-Turath, 1986), 145-156.
[23] Al-Nahla>wi>, Us}u>l al-Tarbiyah, 184.
[24] Al-Abrash i>, Ruh Al-Tarbiyah wa Al-Ta’lim (Aleppo: Dar Ihya’ al-Kutub al-‘Arabiyah, tt), 271-314.

Minggu, 02 Oktober 2011

berkreasi dan meng instal java di handphon

Banyak dari kita yang tiap hari dipusingkan dengan script script program java, namun sebenarnya ada hal lain dibalik sulitnya pemrograman java. Tak semua java itu sulit (terutama java tengah n java timur, heheh :D)
Java yang akan dibahas disini adalah aplikasi java dengan J2ME , atau biasa juga digunakan untuk membuat aplikasi di perangkat lunak kecil seperti selular n PDA.
Artikel ini menjelaskan tentang cara memulai membuat aplikasi J2ME (aplikasi Java untuk perangkat kecil, seperti selular, PDA dan lainnya) tanpa menuliskan kode kode programming (source-code) sedikitpun, karena artikel ini ditujukan kepada programmer yang belum pernah membuat aplikasi J2ME, banyak para programmer desktop PC yang mungkin merasa terlalu susah untuk bikin aplikasi J2ME untuk selular, mudah mudahan artikel singkat ini bisa memberikan penjelasan yang cukup dan memberikan semangat yang positif untuk memulai membuat aplikasi J2ME.
Membuat aplikasi J2ME tidak memerlukan banyak software yang rumit atau besar, salah satu software yang pasti diperlukan adalah J2SE SDK/JDK, dalam J2SE SDK/JDK ini terdapat runtime dan library untuk program Java secara umum termasuk juga untuk J2ME, pada saat artikel ini ditulis telah ada J2SE SDK v1.4.2.
Untuk menulis source-code J2ME, maka kita memerlukan sebuah J2ME IDE (integrated development environment),
ada beberapa pilihan IDE yang diantaranya adalah Netbean, Sun One Java Studio Mobility, CodeWarrior dan notepad (atau text editor lainnya), untungnya semua software IDE yang disebutkan ini dapat di download gratis di website resmi masing masing perusahaan, jadi untuk membuat program J2ME maka pihak developer tidak perlu mengeluarkan uang sama sekali untuk membeli software IDE.
Pada artikel ini yang diulas adalah IDE dari Netbean v4.1 dengan tambahan Netbean Mobility Pack v4.1, tambahan ini diperlukan untuk membuat aplikasi J2ME, karena jika hanya dengan Netbean v4.1 hanya dapat membuat aplikasi Java saja, Netbean Mobility Pack adalah module-module aplikasi J2ME dan emulator device untuk testing dalam PC. IDE lainnya boleh dicoba tapi dianjurkan memakai Netbean v4.1 karena versi ini sangat mudah dioperasikan dan dirasakan cukup cepat dibanding IDE lainnya dalam hal loading, compiling, running dan debugging.
Langkah yang dilakukan oleh editor untuk memulai pembuatan aplikasi J2ME adalah:
1. Install J2SE SDK v1.4.2 (50MB)
2. Install Netbean v4.1 (47MB)
3. Install Netbean Mobility Pack v4.1 (18MB)
4. Jalankan Netbean v4.1, buat projek baru dan pilih kategori “Mobile” dan tipe projek “Mobile Application”
5. Pilih lokasi tempat menyimpan file-file projek ini, “Set as Main Project” dan “Create Hello MIDlet” jangan dirubah (tercentang)
6. Pada halaman “Platform selection” pilih “Device Configuration” = CLDC-1.0 dan “Device Profile” = MIDP-1.0 (versi terkecil yang dapat digunakan dalam semua selular yang support J2ME)
7. Setelah semua selesai (tempate telah dibuat), jalankan aplikasi ini dengan menekan tombol F6 (Run Main Project).
8. Lalu project ini akan dikompile dan emulator akan keluar, gunakan mouse untuk mengoperasikan emulator tersebut, dengan menekan nekan tombol keypad dalam emulator tersebut mirip seperti selular biasa.
9. Pada saat ini, aplikasi “Hello World” kita telah selesai dibuat dan bisa langsung di tes pada selular yang sebenarnya.
Untuk testing langsung ke dalam selular, yang diperlukan tidaknya banyak, hanya:
1. Selular phone yang mendukung J2ME (setidaknya MIDP v1).
2. Alat untuk memindahkan aplikasi (.JAR dan .JAD) yang sudah dibuat kedalam selular, dapat berupa kabel data, infrared, bluetooth atau card reader/writer jika selular yang ingin digunakan sebagai test device memiliki slot memory external, seperti MMC, MemoryStick dan lainnya. Cara pemindahan aplikasi J2ME sama seperti cara mengisi ringtone, image dan lainnya.
3. Software untuk memindahkan aplikasi J2ME ke dalam selular, bisa menggunakan aplikasi yang dibuat oleh perusahaan lain (bukan buatan vendor selular tersebut), seperti MobiMB yang berukuran kecil, mudah dan cepat.
Dalam artikel ini, selular yang digunakan sebagai test adalah Nokia 6015 (memakai kabel data USB) dan Nokia 9500 (memakai card reader/writer untuk mengkopi file .JAR dan .JAD ke dalam MMC). File file yang perlu ditransfer kedalam selular adalah file .JAR (dan .JAD jika diperlukan) yang berada dalam direktori “DIST”, lokasi direktori ini telah ditentukan pada langkah ke 5.
Kita telah selesai membuat aplikasi J2ME “Hello World”, untuk merubah text atau menambah objek objek lainnya seperti TextBox, RadioBox, tombol- tombol menu dan lainnya dapat kita lakukan dalam Netbean, juga tanpa perlu menuliskan source-code karena Netbean v4.1 sudah memiliki fungsi yang cukup bagus dan mudah dengan drag-and-drop mirip seperti programming Visual Basic dan lainnya yang hanya memerlukan perubahan pada properti-properti objek tersebut jika diperlukan seperti kata-kata nya, lebar tingginya dan lain lain.
Memang aplikasi yang telah dibuat ini tidak begitu berguna, tapi bagi para programmer yang telah menguasai bahasa pemrograman Java maka tidaklah sulit untuk membuat aplikasi atau game game untuk selular yang mungkin bisa dengan mudah dijual kepada perusahaan perusahaan mobile content aggregator karena bisnis mobile content cukup lumayan saat ini.
Pilihan J2ME untuk membuat aplikasi/game selular sangat bagus, karena ukuran file nya kecil (file JAR Hello World yang telah kita buat ini hanya kurang lebih 1 kilobyte saja), bahasa Java relatif lebih mudah dipelajari dibanding C/C++ untuk Symbian, Palm, Pocket PC dan Linux, dan alasan yang terakhir adalah software IDE untuk J2ME versi sekarang ini sangat baik dan lebih mudah digunakan.
Kemungkinan jika semua langkah yang dijelaskan diatas dicoba dengan sama persis oleh para pemula, maka mungkin hanya membutuhkan waktu kurang dari 10 menit hingga selesai dimasukan dalam selular, pihak editor hanya membutuhkan kurang dari 3 menit untuk menyelesaikannya.
~~ YAh sekian dulu bagi bagi nya,, kalo ada yang salah ya maap,,(namanya juga lagi belajar :D)

Tips Setting Mikrotik dengan Winbox

Setting Mikrotik dengan Winbox

MikroTik RouterOS™ adalah sistem operasi dan yang dapat digunakan untuk menjadikan komputer menjadi router network yang handal, mencakup berbagai fitur lengkap untuk network dan wireless.
Langkahnya burn file ISO MikroTik RouterOS™ ke CD.
1. Install Mikrotik OS
- Siapkan PC, minimal Pentium I juga gak papa RAM 64,HD 500M atau pake flash memory 64
- Di server / PC kudu ada minimal 2 ethernet, 1 ke arah luar dan 1 lagi ke Network local
- Burn Source CD Mikrotik OS masukan ke CDROM
- Boot dari CDROM
- Ikuti petunjuk yang ada, gunakan syndrom next-next dan default
- Install paket2 utama, lebih baiknya semua packet dengan cara menandainya (mark)
- Setelah semua paket ditandai maka untuk menginstallnya tekan “I”
- Lama Install normalnya ga sampe 15menit, kalo lebih berarti gagal, ulangi ke step awal
- Setelah diinstall beres, PC restart akan muncul tampilan login
2. Setting Dasar Mikrotik
Langkah awal dari semua langkah konfigurasi mikrotik adalah setting ip. Hal ini bertujuan agar mikrotik bisa di remote dan dengan winbox dan memudahkan kita untuk melakukan berbagai macam konfigurasi
- Login sebaga admin degan default password ga usah diisi langsung enter. Gantilah dengan ip address anda dan interface yg akan digunakan untuk meremote sementara
Seting mikrotik ada 2 cara yaitu dengan TEXT dan Winbox.
Di sini akan saya terangkan seting mikrotik dengan Winbox.
Langkah setting Mikrotik dengan TEXT
Mari kita mulai dengan asumsi proses install sudah berhasil
1. Setelah install Mikrotik sudah OK, selanjutnya masukkan IP sembarang untuk remote.
Misal
ip address add address 192.168.1.254 netmask 255.255.255.0 interface ether2
Kemudian buka browser dengan alamat IP tadi, dan download Winbox
2. Buka Winbox yang telah di download tadi
3. Di tampilan Winbox, pada kolom Connect To masukkan no IP tadi (192.168.1.254) dengan
Login : admin password : kosong. Kemudian klik tombol Connect

4. Login ke Mikrotik Via Winbox berhasil

5. Klik IP —> ADDRESS

6. Ini adalah tampilan dari address

7. Kemudian masukkan IP public (dari ISP)

8. Ini daftar IP pada 2 ethernet

9. Setting Gateway, IP —> Routes

10. Masukkan IP GATEWAY (dari ISP)

11. Hasil ROUTING

12. Masukkan Primary DNS dan Secondary DNS (dari ISP)
Kemudian klik Apply dan OK

13. Setting MASQUERADE

14. Klik IP —> Firewall

15. Kemudian pilih NAT
16. Pada tab General
pada Chain pilih srcnat
pada Out. Interface pilih ether1

pada tab Action pilih masquerade
Kemudian klik Apply dan OK

Powered by Microtic

Anak Pandai tapi Tidak Berprestasi


Anak Pandai tapi Tidak Berprestasi (Underachiever)
OPINI | 17 April 2011 | 07:19 http://stat.ks.kidsklik.com/statics/images3.5/icon01.jpg182 http://stat.ks.kidsklik.com/statics/images3.5/icon02.jpg2 http://stat.ks.kidsklik.com/statics/images3.5/icon03.jpg2 dari 2 Kompasianer menilai bermanfaat

1302999434699205639
from google
Menurut penelitian,  anak underachiever di Amerika ternyata jumlahnya sekitar 10%-40% dari populasi anak gifted. Mengapa anak gifted? Karena penelitian terhadap anak underachiever biasanya dilakukan kepada anak gifted, yang IQ-nya di atas rata-rata.
Intervensi dini memberi hasil yang lebih efektif. Tanda-tanda kebiasaan buruk anak harus dikenali sejak awal. Misalnya ia kurang berprestasi, kalau ditangani sejak dini akan semakin cepat membantunya.
Definisi underachiever adalah prestasi akademis anak lebih rendah dari perkiraan berdasarkan umur, kemampuan dan potensi. Misalnya anak kelas 2 SD seharusnya bisa perkalian sampai 10, namun anak itu tidak bisa. Misalnya kita melihat anak kita pintar main game, mampu menguasai game dengan cepat, tapi belajar berhitung dan menulis lamban sekali.
Ciri ciri anak underachiever ialah:
1. IQ lebih tinggi dari prestasi
2. Prestasi inkonsisten: kadang bagus, kadang tidak
3. Tidak menyelesaikan Pekerjaan rumah
4. Rendah diri
5. Takut gagal (atau sukses)
6. Takut menghadapi ulangan
7. Tidak punya inisiatif
8. Malas, bahkan depresi
Salah satu penyebab utama anak menjadi underachiever ialah cara kita membimbing anak kita baik di rumah maupun di sekolah. Kita menggunakan memakai metode one size fits all ( atau dalam ukuran baju disebut free size atau all size). Artinya anak dipaksakan mengikuti sistem yang ada. Misalnya, guru mengatakan bahwa kurikulum sudah demikian maka anak harus mengikutinya begitu.
Orang tua juga hanya menurut guru dan berkata pada anak,” Apa yang dikatakan guru sudah bagus. Kamu harus ikut sistem sekolah!” Prestasi anak menjadi rendah, namun tidak pernah terpikirkan bahwa mungkin caranya yang salah, bukan anaknya.
Lalu bagaimana solusinya? Anak-anak underachiever butuh curahan kasih sayang yang lebih. Orang tua dan para pendidik perlu menerima anak apa adanya. Untuk mengatasi metode one size fits all kita butuh program yang sangat spesifik untuk tiap-tiap anak. Penting sekali bagi kita untuk  mengenali keunikan anak sehingga kita bisa menciptakan lingkungan yang menjamin kesuksesan bagi tiap anak.
Cara Anak Menunjukkan Dirinya Kepada Dunia
a. Performer
Anak performer senang jadi pusat perhatian dan spontan, misalnya sering jadi ‘badut’ kelas. Mereka juga aktif, kompetitif, suka tantangan dan suka adu argument dengan orang tua. Selain itu anak performer suka pelajaran yang fun, yang menyenangkan, dan relevan dengan kehidupannya sehari-hari. Untuk mengajar mereka, pelajaran harus bervariasi dan sebisa mungkin libatkan mereka untuk terjun langsung dalam belajar (hands on).
Anak-anak demikianlah yang sering disebut anak-anak sulit atau bandel di sekolah. Karena sering membuat keonaran, hal-hal yang lucu, memberi komentar-komentar yang tidak pada tempatnya, merekalah yang paling sering menyulitkan guru dan orang tua. Mereka suka materi yang singkat dan to the point. Juga responsif jika belajar dengan game ; Mereka butuh waktu yang bebas. Anak seperti ini tidak bisa diberlakukan jadwal yang begitu padat.
b. Produser
Mereka adalah anak efisien yang paling disayang oleh guru dan orang tua. Kalau Anda memiliki anak seperti ini rasanya tenang sekali. Ia tertib, suka membuat rencana dan aturan atau hal-hal terstruktur. Anak-anak ini sangat produktif. Nilai-nilai ulangan anak produser juga biasanya bagus. Dengan sifat-sifat rajin, fokus, rapi, tertib, maka tidak heran bila mereka disayang orang tua.
c. Penemu
Anak dengan disposisi ini merupakan anak yang cerdas. Banyak bertanya dan tangannya terampil, suka otak-atik. Ia suka menyendiri, suka berpikir secara konkrit. Dalam memecahkan masalah sehari-hari (riil) mereka bagus sekali.
Mereka butuh stimulus intelektual. Artinya mereka perlu diajak bicara cukup ‘tinggi’ pada level pengetahuannya. Orang tua perlu memberi kesempatan agar mereka bisa menyumbangkan kemampuan mereka.
d. Pencipta dan Pemikir.
Anak-anak ini memiliki imajinasi yang tinggi, sering melamun. Bedanya dengan anak penemu tadi ialah, anak pencipta suka berpikir abstrak. Anak tipr ini bisa mengaitkan konsep abstrak, bahwa anak yang mendapat kasih sayang dari ke dua orang tua lebih beruntung dari binatang-binatang yang punya satu orang tua atau tidak punya orang tua.
Anak pencipta dan pemikir juga senang bertanya dan terbuka dengan ide yang baru. Berorientasi pada ide, mereka senang menyendiri untuk berpikir. Anak ini perlu penyaluran ide-ide baru yang diciptakannya. Di rumah, dia butuh waktu untuk menyendiri. Jangan beri jadwal yang padat.
e. Sosial dan Inspirator
Ibu Theresia dan Marthin Luther King ialah contoh orang dengan disposisi ini. Individu yang bersifat sosial dan yang memberi inspirasi bagi lingkungannya. Anak sosial paham dan peduli dengan perasaan orang lain. Mereka sangat efektif bekerja dalam kelompok karena tidak egois. Anak ini menciptakan kerjasama dalam kelompok dan biasanya menjadi leader.
Sifat lain adalah adil, penolong dan rela berkorban. Dalam hal rela berkorban ini, sebagai orang tua, kita perlu membantu anak untuk mengatakan ‘tidak’ kepada teman-temannya. Ia biasanya ‘diperbudak’ oleh teman-temannya karena terlalu baik hati.
Anak ini sangat people-oriented, cinta harmoni - dalam arti tidak suka menentang orang lain. Suka ngobrol. Hal-hal yang perlu kita lakukan ialah memberi kesempatan dia menolong orang lain, namun ajari dia untuk tidak terlalu larut dalam menolong orang itu.
Dari karakter-karakter di atas, bisakah Anda menilai di mana posisi anak Anda ?
Bahan Pembelajaran Counseling & Parenting Education
Layanan Konseling Keluarga dan Karir

Anak Pandai tapi Tidak Berprestasi


Anak Pandai tapi Tidak Berprestasi (Underachiever)
OPINI | 17 April 2011 | 07:19 http://stat.ks.kidsklik.com/statics/images3.5/icon01.jpg182 http://stat.ks.kidsklik.com/statics/images3.5/icon02.jpg2 http://stat.ks.kidsklik.com/statics/images3.5/icon03.jpg2 dari 2 Kompasianer menilai bermanfaat

1302999434699205639
from google
Menurut penelitian,  anak underachiever di Amerika ternyata jumlahnya sekitar 10%-40% dari populasi anak gifted. Mengapa anak gifted? Karena penelitian terhadap anak underachiever biasanya dilakukan kepada anak gifted, yang IQ-nya di atas rata-rata.
Intervensi dini memberi hasil yang lebih efektif. Tanda-tanda kebiasaan buruk anak harus dikenali sejak awal. Misalnya ia kurang berprestasi, kalau ditangani sejak dini akan semakin cepat membantunya.
Definisi underachiever adalah prestasi akademis anak lebih rendah dari perkiraan berdasarkan umur, kemampuan dan potensi. Misalnya anak kelas 2 SD seharusnya bisa perkalian sampai 10, namun anak itu tidak bisa. Misalnya kita melihat anak kita pintar main game, mampu menguasai game dengan cepat, tapi belajar berhitung dan menulis lamban sekali.
Ciri ciri anak underachiever ialah:
1. IQ lebih tinggi dari prestasi
2. Prestasi inkonsisten: kadang bagus, kadang tidak
3. Tidak menyelesaikan Pekerjaan rumah
4. Rendah diri
5. Takut gagal (atau sukses)
6. Takut menghadapi ulangan
7. Tidak punya inisiatif
8. Malas, bahkan depresi
Salah satu penyebab utama anak menjadi underachiever ialah cara kita membimbing anak kita baik di rumah maupun di sekolah. Kita menggunakan memakai metode one size fits all ( atau dalam ukuran baju disebut free size atau all size). Artinya anak dipaksakan mengikuti sistem yang ada. Misalnya, guru mengatakan bahwa kurikulum sudah demikian maka anak harus mengikutinya begitu.
Orang tua juga hanya menurut guru dan berkata pada anak,” Apa yang dikatakan guru sudah bagus. Kamu harus ikut sistem sekolah!” Prestasi anak menjadi rendah, namun tidak pernah terpikirkan bahwa mungkin caranya yang salah, bukan anaknya.
Lalu bagaimana solusinya? Anak-anak underachiever butuh curahan kasih sayang yang lebih. Orang tua dan para pendidik perlu menerima anak apa adanya. Untuk mengatasi metode one size fits all kita butuh program yang sangat spesifik untuk tiap-tiap anak. Penting sekali bagi kita untuk  mengenali keunikan anak sehingga kita bisa menciptakan lingkungan yang menjamin kesuksesan bagi tiap anak.
Cara Anak Menunjukkan Dirinya Kepada Dunia
a. Performer
Anak performer senang jadi pusat perhatian dan spontan, misalnya sering jadi ‘badut’ kelas. Mereka juga aktif, kompetitif, suka tantangan dan suka adu argument dengan orang tua. Selain itu anak performer suka pelajaran yang fun, yang menyenangkan, dan relevan dengan kehidupannya sehari-hari. Untuk mengajar mereka, pelajaran harus bervariasi dan sebisa mungkin libatkan mereka untuk terjun langsung dalam belajar (hands on).
Anak-anak demikianlah yang sering disebut anak-anak sulit atau bandel di sekolah. Karena sering membuat keonaran, hal-hal yang lucu, memberi komentar-komentar yang tidak pada tempatnya, merekalah yang paling sering menyulitkan guru dan orang tua. Mereka suka materi yang singkat dan to the point. Juga responsif jika belajar dengan game ; Mereka butuh waktu yang bebas. Anak seperti ini tidak bisa diberlakukan jadwal yang begitu padat.
b. Produser
Mereka adalah anak efisien yang paling disayang oleh guru dan orang tua. Kalau Anda memiliki anak seperti ini rasanya tenang sekali. Ia tertib, suka membuat rencana dan aturan atau hal-hal terstruktur. Anak-anak ini sangat produktif. Nilai-nilai ulangan anak produser juga biasanya bagus. Dengan sifat-sifat rajin, fokus, rapi, tertib, maka tidak heran bila mereka disayang orang tua.
c. Penemu
Anak dengan disposisi ini merupakan anak yang cerdas. Banyak bertanya dan tangannya terampil, suka otak-atik. Ia suka menyendiri, suka berpikir secara konkrit. Dalam memecahkan masalah sehari-hari (riil) mereka bagus sekali.
Mereka butuh stimulus intelektual. Artinya mereka perlu diajak bicara cukup ‘tinggi’ pada level pengetahuannya. Orang tua perlu memberi kesempatan agar mereka bisa menyumbangkan kemampuan mereka.
d. Pencipta dan Pemikir.
Anak-anak ini memiliki imajinasi yang tinggi, sering melamun. Bedanya dengan anak penemu tadi ialah, anak pencipta suka berpikir abstrak. Anak tipr ini bisa mengaitkan konsep abstrak, bahwa anak yang mendapat kasih sayang dari ke dua orang tua lebih beruntung dari binatang-binatang yang punya satu orang tua atau tidak punya orang tua.
Anak pencipta dan pemikir juga senang bertanya dan terbuka dengan ide yang baru. Berorientasi pada ide, mereka senang menyendiri untuk berpikir. Anak ini perlu penyaluran ide-ide baru yang diciptakannya. Di rumah, dia butuh waktu untuk menyendiri. Jangan beri jadwal yang padat.
e. Sosial dan Inspirator
Ibu Theresia dan Marthin Luther King ialah contoh orang dengan disposisi ini. Individu yang bersifat sosial dan yang memberi inspirasi bagi lingkungannya. Anak sosial paham dan peduli dengan perasaan orang lain. Mereka sangat efektif bekerja dalam kelompok karena tidak egois. Anak ini menciptakan kerjasama dalam kelompok dan biasanya menjadi leader.
Sifat lain adalah adil, penolong dan rela berkorban. Dalam hal rela berkorban ini, sebagai orang tua, kita perlu membantu anak untuk mengatakan ‘tidak’ kepada teman-temannya. Ia biasanya ‘diperbudak’ oleh teman-temannya karena terlalu baik hati.
Anak ini sangat people-oriented, cinta harmoni - dalam arti tidak suka menentang orang lain. Suka ngobrol. Hal-hal yang perlu kita lakukan ialah memberi kesempatan dia menolong orang lain, namun ajari dia untuk tidak terlalu larut dalam menolong orang itu.
Dari karakter-karakter di atas, bisakah Anda menilai di mana posisi anak Anda ?
Bahan Pembelajaran Counseling & Parenting Education
Layanan Konseling Keluarga dan Karir

sejarah perkembangan psikologiPengarang


Sejarah Psilologi perkembangan
Fokus utama dari psikologi pertumbuhan adalah mempelajari kodrat manusia dari sisi yang sehat, bukan yang sakit. Tujuannya adalah membuka potensi manusia agar dapat mengaktualisasi diri dan bakat-bakatnya supaya menjadi pribadi yang utuh dan sehat. Buku ini membahas model-model kepribadian sehat menurut beberapa ahli dan diakhiri dengan komentar penulis tentang apa itu kepribadian sehat.
1.   Model Allport : Pribadi yang sehat adalah pribadi yang matang, yaitu pribadi yang tidak dikontrol oleh trauma dan konflik masa lalu. Pribadi ini didorong ke depan oleh suatu visi dan visi itu mempersatukan kepribadiaannya serta membawanya melewati tantangan demi tantangan yang terus bertambah. Kebahagiaan bukan merupakan tujuan utama. Kebahagiaan hanyalah merupakan hasil sampingan dari proses mencapai tujuan. Pribadi ini akan terus berusaha mencari motif-motif dan tujuan baru begitu tujuan lamanya tercapai. Kriteria kepribadian yang matang adalah: perluasan perasaan diri, hubungan yang hangat dengan orang lain, keamanan emosional, persepsi yang realistik, serta memiliki keterampilan dan kemampuan untuk melaksanakan tugas.
2.   Model Rogers : Menurut Rogers pribadi yang sehat adalah pribadi yang mampu berfungsi sepenuhnya. Mereka mampu mengalami secara mendalam keseluruhan emosi, kebahagiaan atau kesedihan, gembira atau putus asa. Ciri-ciri dari pribadi sehat ini adalah memiliki perasaan yang kuat, dapat memilih bertindak bebas, kreatif dan spontan. Memiliki keberanian untuk menjadi”ada” yaitu menjadi diri sendiri tanpa bersembunyi dibalik topeng atau berpura-pura menjadi sesuatu yang bukan dirinya.
3. Model Fromm: Pribadi yang sehat adalah pribadi yang produktif yaitu pribadi yang dapat menggunakan secara penuh potensi dirinya. Ada 4 segi tambahan dari kepribadian sehat yaitu cinta, pikiran, kebahagiaan, dan suara hati yang produktif. Cinta yang produktif  adalah cinta yang memperhatikan serta membantu pertumbuhan dan perkembangan orang lain. Pikiran yang produktif adalah pikiran yang berfokus pada gejala-gejala dan mempelajarinya secara keseluruhan, bukan hanya dalam potongan-potongan. Suara hati yang produktif adalah suara hati yang memimpin dan mengatur diri sendiri.
4.  Model Maslow: Sejak lahir manusia didorong untuk memenuhi kebutuhannya yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan untuk memiliki dan kebutuhan cinta serta penghargaan. Kebutuhan  itu harus dipenuhi sebelum muncul kebutuhan aktualisasi diri. Dan pribadi yang sehat adalah pribadi yang mengaktualisasi diri yaitu pribadi yang dapat menggunakan bakat, kualitas, dan kapasitas dirinya secara penuh. Ada sejumlah sifat orang yang mengaktualisasi diri antara lain: dapat mengamati realitas secara efisien, menerima orang lain dan diri sendiri, spontan, sederhana, wajar, membutuhkan privasi dan independensi serta memiliki perhatian terhadap masalah-masalah di luar diri mereka.  Para pengaktualisai diri memiliki komitmen tinggi terhadap pekerjaan dan memikul tugas tanggungjawab atas pekerjaan itu secara kreatif.
5. Model Jung: pribadi yang sehat adalah pribadi yang terindividuasi, yaitu pribadi yang menjadi dirinya sendiri. Mereka mampu mengungkapkan dirinya secara utuh.. Ciri-ciri orang serupa itu adalah adanya penerimaan dan toleransi terhadap kodrat manusia, dapat menerima apa yang tidak diketahui dan misterius, serta memiliki kepribadian universal.
6. Model Frankl: Pribadi yang sehat adalah pribadi yang mengatasi diri, yaitu memberikan diri sepenuhnya pada suatu tujuan atau seseorang dan terus menerus mencari bukan diri kita tetapi arti hidup kita. Dalam bukunya ”man’s search  for meaning” Frank menyatakan bahwa dorongan fundamenrtal yang ada dalam diri manusia adalah kemauan akan arti. Tanpa memperoleh arti dari kehidupan, tidak ada alasan untuk meneruskan hidup. Sedang arti hidup itu bersifat unik dan khas bagi tiap individu. Sifat-sifat pribadi yang mengatasi diri antara lain: memiliki orientasi ke depan, memiliki komitmen terhadap pekerjaan, mampu memberi dan menerima cinta, bebas memilih langkah tindakan mereka sendiri dan bertanggung jawab terhadap pilihan tersebut.
7. Model Perls: Pribadi yang sehat adalah pribadi yang berpijak dengan aman pada momen kehidupan sekarang. Mereka dikatakan sebagai orang ‘disini dan sekarang’. Mereka bukan tawanan dari trauma masa lalu atau khayalan masa depan. Ciri-ciri mereka antara lain: Memiliki kesadaran penuh dan penerimaan penuh terhadap siapa dan apa mereka, dapat mengungkapkan perasaan secara terbuka, bersedia memikul tanggungjawab atas kehidupannya sendiri, serta tidak dapat diatur dari luar

Berdasarkan model-model kepribadian sehat menurut ahli-ahli tersebut, penulis kemudian mencoba menjelaskan kodrat kesehatan psikologis. Pribadi yang sehat adalah pribadi yang tidak pernah berhenti tumbuh. Setiap hari manusia menjalani pengalaman-pengalaman baru dan akibatnya mereka berubah. Orang yang memiliki kesempatan cukup besar mencapai kesehatan psikologis adalah orang-orang yang cukup bebas dan aman dengan dirinya sendiri untuk mengadakan percobaan-percobaan dengan petunjuk berbeda untuk melihat petunjuk mana yang berlaku dalam kehidupan mereka

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Bluehost